top of page

GBC BERPARTISIPAN MARKETPLACE IDEA CORNER 4 IDF 2022 : KOMITMEN BESAR UNTUK PROYEK YANG LUAR BIASA

GRAND BATANG CITY MENJADI PARTISIPAN MARKETPLACE IDEA CORNER 4 INDONESIA DEVELOPMENT FORUM (IDF) 2022: KOMITMEN BESAR UNTUK PROYEK YANG LUAR BIASA


Bali, 21 November 2022. Kawasan Industri Terpadu Batang atau yang lebih dikenal dengan Grand Batang City berpartisipasi dalam forum akbar Indonesia Development Forum 2022 yang diprakarsai oleh Bappenas RI guna mendiskusikan solusi atas isu-isu pembangunan di Indonesia seperti kemiskinan, ketimpangan pendapatan, dan kesempatan kerja. Melalui berbagai sesi interaktif, forum ini mendorong pemikiran dan pendekatan baru dalam menghadapi berbagai tantangan pembangunan utama Indonesia.




Dengan mengusung tema “The 2045 Development Agenda: New Industrialization Paradigm for Indonesia’s Economic Transformation” serta skema 4I: Inspire, Imagine, Inovate, Initiate. Acara diselenggarakan dalam 3 sesi yaitu Knowledge Session, Initiate Session, dan Marketplace Session. Sebagai proyek strategis nasional, Grand Batang City yang direpresentasikan langsung oleh Direktur Utama Ngurah Wirawan bersama dengan Direktur Teknik dan Operasi I Made Kartu, berdiskusi dengan para rekan yang hadir dalam Marketplece Session IDEA Corner 4 yang sebelum sesi diskusi dimulai, dilakukan pemaparan pitch deck tentang Grand Batang City mulai dari latar belakang dibangunnya Grand Batang City, letak geografis, keunggulan, sampai dengan progres perkembangan tenant secara rinci yang ada di Grand Batang City.


“Grand Batang City adalah kawasan industri baru yang dibangun pada 11 Desember 2020 lalu atas ‘kegalauan’ seorang presiden karena pada tahun 2019 ada 33 industri strategik yang keluar dari Cina dan mendarat tidak satupun ke Indonesia. Mereka mendarat di Vietnam, Thailand, bahkan Kamboja. Untuk itu, presiden memerintahkan dalam Rapat Terbatas Kabinet agar disiapkan satu lahan yang mampu menarik investor asing (foreign direct investment) datang ke Indonesia. Ini merupakan sebuah bagian bahwa kita memiliki paradigma baru yaitu: energy crisis, harapan zero emission movement, competing resources di antar negara di dunia (mereka mencari sumber daya terdekat seperti apa) serta keinginan memiliki sebuah investasi dalam periode waktu yang cukup panjang, karena di Grand Batang City hak guna bangunan (HGB) untuk pertama kalinya diberlakukan selama 80 tahun. Sudah ada 12 perjanjian pemanfaatan tanah industri menggunakan basis 80 tahun di KITB.” Ujar Ngurah Wirawan dalam sesi pitch deck Marketplace IDEA Corner 4.


Lebih lanjut, Ngurah Wirawan memaparkan tentang kemudahan perizinan berinvestasi KITB,

“Kemudahan perizinan, untuk yang pertama kalinya investor masuk ke Grand Batang City hanya cukup menyiapkan dana dan perizinan diserahkan ke pihak Grand Batang City. Kemudian hal ini juga dipersiapkan untuk mengurangi ekspor dan impor banned yang ada.”

“Dibangunnya Grand Batang City dilatarbelakangi oleh consumer driven, sehingga memang permintaan kawasan industri ICT dan didukung aspek health care sangat luar biasa. Di Grand Batang City, sudah terdapat tenant electric vehicle di antaranya LG Champ, CATL (dalam proses), Foxconn, Tesla (yang saat ini prosesnya sedang digarap oleh Bapak Luhut) kami harap juga akan masuk ke KIT Batang. Sehingga Batang menjadi tuan rumah dan pusat pembangunan industri kendaraan listrik di Indonesia. Seperti disampaikan Bapak Bambang Brodjonegoro bahwa kita tidak cukup untuk nikel dan feronikelnya saja, untuk lithium dan lain sebagainya itu dirakit di Batang.”

Dalam pitch yang dilakukan saat IDEA CORNER 4, Ngurah Wirawan mengatakan gagasannya terhadap harapan kemajuan 10 tahun yang mendatang bahwa

Telepon genggam yang saat ini kita genggam 10 tahun kemudian jika Bapak/Ibu menggunakan kendaraan listrik dan kehabisan bahan bakar maka bisa menggunakan baterai yang ada pada telepon genggam.” “That’s the future of industry, jadi yang kita bayangkan adalah konsumen di Grand Batang City bisa membangun sesuatu bersama – sama secara bersinergi.” Pungkas Ngurah Wirawan.


Untuk itu pemerintah melalui Omnibus Law bersama dengan OSS - Sistem Perizinan Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik yang memberikan kesempatan dan peluang sebesar – besarnya bagi Foreign Direct Investment untuk berinvestasi di Grand Batang City.

Banyaknya dukungan yang dilakukan oleh pemerintah guna mendukung Grand Batang City menjadikan Grand Batang City sebagai proyek yang luar biasa. Dalam pengembangannya, Grand Batang City bersama lembaga – lembaga yang terlibat sangat berkomitmen demi industri yang sustainable. Mulai dari masterplan dan realisasi berdasarkan urban desain guidelines melalui Desain Komite, persiapan aksesibilitas transportasi, sampai dengan local knowledge berupa sumber daya manusia yang memiliki kapabilitas dipersiapkan dengan matang. Seluruh pengelolaan dilaksanakan secara korporasi dan pengelolaan Grand Batang City dilakukan dengan prinsip kelestarian.




“Industrialisasi ke depan harus menjawab kebutuhan lifestyle baru, yang sustainable, smart, and functional. Konsumen-konsumen kita semakin pandai, semakin smart, maunya affordable dan canggih. Dengan demikian, juga model-model bisnis akan berubah, permintaan tenaga kerja berubah dan demikian juga cara pembiayaan juga berubah,” ujar Suharso Monoarfa selaku Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional.



bottom of page